Minggu, 20 November 2016

Potensi Boyolali : Keju Asli Boyolali Sudah Rambah Nusantara

UPAYA diversifikasi produk olahan susu terus dilakukan Pemkab dan masyarakat Boyolali. Salah satunya adalah produksi keju yang dirintis Noviyanto (37), warga Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali Kota. Sebagai perintis keju di Boyolali, dia tergolong kreatif karena berani menembus hambatan. Mulai dari produksi hingga memasarkan makanan olahan bergizi tinggi bahkan kini produknya diakui konsumen. Padahal, pembuatan keju masih menggunakan alat tradisional atau manual, sehingga produksinya belum bisa maksimal.
Produk Keju Indrakilla
Ada beberapa jenis produk keju, yakni mozarella, boyobert Indrakila, chili mountain, feta black papper, dan feta olive oil. Pabrik ini banyak memproduksi keju mozarella berbentuk blok yang digunakan untuk restoranrestoran dan hotel di berbagai daerah. Tak hanya kawasan Jawa, bahkan produknya sudah merambah seluruh wilayah nusantara.

Menurut Noviyanto, pembuatan keju berawal dari kerja sama antara Pemkab Boyolali dengan Jerman, yang sebelumnya melakukan penelitian produksi susu di Boyolali. Boyolali dilirik karena merupakan salah satu sentra susu sapi perah di Indonesia. ”Saya ketika itu mendampingi tenaga ahli dari Jerman dan sebagai tenaga penerjemah. Dan usaha pembuatan keju saya mulai tahun 2009,” kata Noviyanto.


Beri Pelatihan

Diakui, dirinya terlibat dalam Lembaga Donor Pemerintah Jerman tersebut yang bernama Deutscher Entwicklungs Dient (DED) dan memberikan pelatihan soal pemanfaatan susu di Boyolali.

Melalui program tersebut pengetahuan dasar membuat keju diperoleh. Hanya, muncul permasalahan karena perbedaan bahan baku susu, iklim, dan selera pasar, sehingga diperlukan pengembangan teknologi pembuatannya. ”Pada awalnya, kami hanya mampu mengolah 40 liter susu. Setiap 10 liter susu sapi dapat menghasilkan keju satu kilogram.” Namun kini dia mampu mengolah susu sebanyak 800 liter- 1.000 liter/ hari. Industri olahan susu sapi produknya, menggunakan merek dagang Keju Indrakila dan telah bersertifikat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). ”Meskipun pengolahan masih menggunakan peralatan manual, tetapi terjaga kebersihannya.

Keju Indrakila dijual di restoran-restoran dan hotel-hotel untuk bahan masakan ala barat.” Ditambahkan, proses produksi keju berawal dari susu sapi segar yang dimasak hingga suhu sekitar 70 derajat celsius. Setelah itu dimasukan bak pendingin (cooling bax) dan diberikan bakteri hingga susu berbentuk seperti ampas tahu yang dinamakan curd, dan air. Curd ini kemudian dimasukkan ke cetakan untuk dimasukkan ke lemari pendingin. ”Keju yang sudah jadi disimpan di lemari pendingin selama satu minggu. ”Kejupun siap kemas untuk dijual ke pelanggan. Keju lokal ini, tidak kalah dengan produk impor pabrikan dari Eropa atau Amerika Serikat.” Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, Bambang Jiyanto mengatakan, pihaknya terus mendorong masyarakat untuk berkreasi membuat makanan olahan berbahan dasar susu. Selain keju, susu juga bisa diolah menjadi yohurt, tahu susu maupun sabun susu. SM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar