Rabu, 26 April 2017

Tausiyah Kebangsaan Dewan Pertimbangan MUI Hasilkan Enam Poin

Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) melaksanakan rapat pleno ke-17 di Kantor MUI pada Rabu (26/4). Rapat kali ini mengusung Tema Membangkitkan Marwah Politik Umat Islam. Melalui rapat pleno tersebut Dewan Pertimbangan MUI melahirkan enam poin Taushiyah Kebangsaan.


Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, KH Didin Hafidhuddin menyampaikan Dewan Pertimbangan MUI didorong rasa tanggung jawab keagamaan, kebangsaan dan kewajiban melakukan amar makruf nahi munkar untuk kemaslahatan umum, Dewan Pertimbangan MUI menyampaikan enam poin tausiyah kebangsaan.

Rabu, 19 April 2017

Tentang Nasehat Yang Menjerumuskan

Agama adalah nasihat. Ad-dinu an-nashihatu. Begitu Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahihnya. Namun kita mesti memiliki pengetahuan dan kesadaran yang tinggi terkait nasehat ini. 

Sebab terkadang melalui nasehatnya ada juga yang niatnya tidak baik. Diantaranya ingin menjerumuskan kepada kemaksiatan, kesalahan, kesesatan dan bahkan ke neraka. Oleh karenanya kita harus berdoa kepada Allah SWT agar kita selalu diberikan hidayah (petunjuk-NYA) selalu berada dalam jalan kebenaran dan diberikan perlindungan-NYA dari hal-hal yang bisa menyesatkan kita dari jalan-NYA.

Keteladanan Visual untuk Anak

Anak-anak selalu cepat merespon dari apa yang dilihatnya. Mau berjibun kita gunakan kata, bagi mereka tampilan visual akan lebih dipahaminya. Seakan fitrah mereka paham atas teori Profesor Meritus Psikologi UCLA, Albert Mehrabian.

Tahun 1971, Mehrabian melalui penelitiannya memaparkan, bahwa persentase terbesar yang mempengaruhi komunikasi adalah bahasa tubuh; 55 %. Disusul intonasi 38% dan yang paling kecil, kata 7 %. Jika kita singkat dengan istilah yang mudah diingat, 3V (verbal, vocal dan visual). Ya, visual mengungguli dari ketiga faktor penentu komunikasi.
Terkait teori ini, saya harus belajar ikhlas menghadapi kecerdasan fitrah anak saya, Imam Ahmad. Kecerdasan fitrah ini berlaku bagi anak-anak yang lain. Tak mudah meruntuhkan kesimpulan ‘visual’ yang telah hadir di benak dan hati mereka. Bagi mereka, yang terlihat adalah fakta absolut.

Jika saya pulang membawa sesuatu yang Imam suka, maka ia akan berlari menyambut di depan pintu. Tangan gemuknya akan meraih kotak atau bungkusan plastik yang saya bawa. Tak lupa ia berujar, “Ma-asih ya bi..,” ujarnya sembari tersenyum. Setelah itu, bocah yang kini berusia 2 tahun 4 bulan ini, biasanya berjalan cepat menuju umminya. Antusias melihatkan apa yang dibawanya. “Ummii..Abi bawa ini mii….” Kemudian umminya bertanya, “Wah, siapa yang belikan ini?” Imam pun menjawab spontan, “Abiii…” Begitulah hal yang biasa terjadi.
Senin, 6 Maret 2017 saya menerima unggahan foto via WA dari istri. Di foto itu, terlihat wajah sumringah Imam dengan topi barunya. Topi BoBoiBoy varian Halilintar bertengger di kepalanya. Topi itu biasa dipakai oleh tokoh kartun kesukaannya. Beberapa hari yang lalu saya membelinya via online.
Topi dengan warna dasar hitam bercorak merah putih itu, diantar seorang kurir ke rumah kami. Layanan standar bagi setiap pembelian via Online. Istri saya yang menerimanya. Saya sedang di luar rumah saat itu. Imam melihat langsung saat topi itu diantarkan dalam kotak. Ternyata, melalui pelayanan ini kisah menarik hadir.

Hingga esok harinya, Selasa 7 Maret 2017. Setiap kali imam ditanya, siapa yang membelikan topi barunya, ia akan menjawab dengan lugas, “Oom.”. Berulangkali umminya menjelaskan sejak kemarin, “Nak, topi ini Abi yang belikan. Jadi topi ini dari Abi. Oom hanya bantu mengantarkan,” jelas istri saya dengan lemah lembut. Khas intonasi persuasif. Imam pun terdiam. Tampak dari wajahnya berusaha mencerna perkataan umminya. Saya hanya memperhatikan dengan seksama.

Butuh 3 kali Pilgub buat jago PKS menang di Jakarta


Pencoblosan putaran kedua Pilgub DKI telah usai dilaksanakan, Rabu (19/4) kemarin. Berdasarkan hasil penghitungan cepat sejumlah lembaga survei, pasangan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno berhasil menaklukkan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok)- Djarot Saiful Hidayat.
Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei rata-rata mencatat Anies-Sandiaga meraih 58 persen suara, sementara Ahok-Djarot 42 persen perolehan suara. Anies-Sandi merupakan pasangan calon yang diusung Partai Gerindra dan PKS.


Koalisi dua parpol itu berhasil menaklukkan koalisi parpol pendukung Ahok-Djarot yakni PDIP, Golkar, Hanura, NasDem, dan PPP kubu Djan Faridz.

Senin, 17 April 2017

TNI AU Bangun SMA Kedirgantaraan di Boyolali


TNI AU membangun sebuah SMA khusus di Boyolali. Sekolah bernama SMA Pradita Dirgantara itu dibuka untuk 150 siswa lulusan SMP umum dari seluruh Indonesia. Biaya pendidikan ditanggung oleh pemerintah. Siswa akan mendapat pendidikan khusus kedirgantaraan.


Kepala Staf TNI AU (KSAU), Marsekal Hadi Tjahjanto, meresmikan pembangunan SMA Pradita Dirgantara di Desa Ngesrep, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Senin (17/4/2017). Peresmian ditandai dengan peletakan batu pertama di lokasi pembangunan, yakni di depan Bandara Adi Soemarmo.

Sekolah pertama milik TNI AU tersebut dibangun di atas tanah Lanud Adi Soemarmo, seluas 6 hektare. Sedangkan status pengelolaan sekolah berada di bawah Yayasan Ardhya Garini (Yasarini).

Beberapa fasilitas yang akan dibangun meliputi gedung utama, asrama putra dan putri, gedung olahraga, kantin, masjid, gereja, pura dan perumahan guru.

"Kita bangun dua tahap. Tahap pertama 3,2 hektare, kita bangun ruangannya dulu, ditambah fasilitas-fasilitas utama. Semoga sesuai rencana, 2018 sudah bisa menerima siswa baru. Tahap kedua ditambah fasilitas-fasilitas lain," ungkap Hadi.

SMA Pradita Dirgantara dibuka untuk lulusan SMP umum dari seluruh Indonesia. Biaya pendidikan ditanggung oleh pemerintah. Dari seluruh pendaftar nantinya akan dijaring 150 siswa terbaik.

"Kurikulumnya sama seperti di sekolah lain, tapi kita tambah nilai-nilai kedirgantaraan. Lulusan bisa ke akademi TNI, akademi kepolisian, atau di universitas," ujarnya.

Kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti siswa, antara lain olahraga, bela diri, aeromodelling dan kesenian.

KSAU juga menandatangani MoU dengan Universitas Sebelas Maret terkait penyediaan tenaga pengajar. Pengajar akan diambil dari lulusan FKIP UNS yang memenuhi persyaratan, yakni menguasai bahasa Inggris dan Teknologi Informatika (TI). 

Kamis, 06 April 2017

Mosi Integral Hidupkan NKRI


UUD 1945 sudah dilanggar sejak awal. Konstitusi ini menganut sistem presidensiil namun pada 14 November 1945, tiba-tiba Indonesia menganut sistem parlementer. Padahal konstitusinya masih UUD 1945.

Pasal 4 Ayat (1) berbunyi: Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Sehingga perubahan sistem pemerintahan tersebut nyata-nyata melanggar konstitusi ini.

Pemegang kekuasaan pemerintahan bukan lagi presiden tapi perdana menteri. Hal itu sama sekali tak ada dalam UUD 1945. Lahirnya UUD RIS pada 27 Desember 1949 tentu lebih dahsyat lagi. UUD 1945 bukan hanya dilanggar seperti saat perubahan sistem pemerintahan tapi juga mencampakkan UUD 1945. Konstitusi RIS bukan hanya mengubah sistem pemerintahan tapi juga bentuk negara.

Indonesia tak lagi berbentuk negara kesatuan tapi federal. Dalam Pasal 1 UUD 1945 jelas tertulis: Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik. Konstitusi RIS merupakan kompromi terlalu jauh dengan Belanda yang tak mau melepas Indonesia. Konstitusi ini dampak Konferensi Meja Bundar, yang menghasilkan pengakuan Belanda atas kemerdekaan Indonesi. Namun, dengan dibentuknya Uni Indonesia-Belanda, Indonesia harus mengakui Ratu Belanda sebagai kepala negara persekutuan ini.

Tak hanya itu, Indonesia harus berutang 4,3 miliar gulden kepada Belanda karena biaya dua kali agresi Belanda ke Indonesia dihitung menjadi utang Indonesia. Republik Indonesia, diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 hanya berwilayah Yogyakarta.
RIS terdiri atas tujuh negara bagian dan sembilan wilayah otonom yang tak tergabung dengan RIS. Keberadaan wilayah otonom ini berarti wilayah Indonesia menjadi berkurang yaitu Jawa Tengah, Kalimantan, Bangka, Belitung, dan Riau.

Hasil KMB menyebutkan, Irian Jaya (Papua) masih di bawah Belanda dan akan diselesaikan dalam satu tahun. Hasil KMB pun menyatakan Belanda berhak bersekutu langsung dengan negara-negara bagian. NKRI sudah tak ada lagi, Republik proklamasi sudah hilang. Ini menimbulkan pergolakan di daerah-daerah. Selain itu, Malang dan Sukabumi misalnya menyatakan bergabung dengan Republik Indonesia. Aksi-aksi massa terjadi di Sumatra.Masyumi yang sejak awal menolak hasil KMB mengambil prakarsa.

M Natsir, yang menjadi ketua Fraksi Masyumi di parlemen, mengadakan serangkaian pertemuan. Ia berkeliling ke daerah dan berkomunikasi dengan partai-partai.Indonesia terbelah antara yang prounitaris dan yang profederalis. Tak hanya di lapangan politik tapi juga di lapangan militer. Seperti dikatakan sejarawan Anhar Gonggong, pemberontakan di daerah dilatari masalah unitaris dan federalis. Ini terkait penempatan pasukan dan peratalan perang. Ada tarik menarik antara pusat dan daerah.

Natsir tak ingin terjebak pada unitaris dan federalis. Rakyat bergolak, parlemen mengeluarkan resolusi dan mosi, ujungnya pemerintah defensif. Natsir mengingatkan "Segera sesudah penyerahan kedulatan, di daerah timbul pergolakan."
Ia mengingatkan "Kita masih berhadapan dengan struktur kolonial serta alat politik pengepungan yang diciptakan van Mook di daerah-daerah." Hasil perjanjian Renville membuat wilayah Indonesia menyusut.

Van Mook, yang saat itu menjabat gubernur jenderal Hindia Belanda, membuat garis demarkasi, yang membatasi wilayah Republik Indonesia. Lalu ia membentuk negara-negara boneka yang tergabung dalam Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO). Karena itu dalam KMB yang berunding adalah Indonesia, Belanda, dan BFO. Negara boneka itu yang disorot Natsir yang strukturnya langgeng setelah terbentuk RIS. Natsir mengatakan, "Struktur itu sebagai bekas alat lawan meruntuhkan perjuangan Republik Indonesia."

Dengan latar itu, Natsir mengunci argumennya: "Bukan soal teori struktur negara unitarisme atau federalisme, tetapi soal menyelesaikan hasil dari perjuangan kita masa lampau yang tetap masih menjadi duri dalam daging.''
Natsir menghendaki penyelesaian menyeluruh dan tidak membiarkan rakyat mencari jalannya sendiri. Karena hal itu membahayakan eksistensi Indonesia. Tak salah jika Mosi Integralmenjadi semacam proklamasi kedua.

Tanpa setetes darah yang tumpah dan melanggar konstitusi, melalui mosi itu keutuhan Indonesia kembali. Pemerintah segera melahirkan Piagam Pembentukan Negara Kesatuan - bubarlah negara-negara federal itu. UUD RIS berubah menjadi UUDS. Indonesia kembali ke negara kesatuan. Masyumi juga memperjuangkan agar UUDS menganut sistem presidensiil. Namun PNI dan PSI menghendaki sistem parlementer. Masyumi kalah suara tetapi tak berhenti.

Mereka menyebut penuntasan perjuangan itu sebagai "Indonesia yang murni", Indonesia yang sesuai dengan yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 dan sesuai UUD 1945. Lahirnya Mosi Integral pada 3 April 1950 itu pada Senin, 3 April 2017, diperingati Fraksi PKS di DPR. Hidayat Nur Wahid, wakil ketua Majelis Syuro PKS, menyatakan, Mosi Integral bukti sejarah tak terbantahkan tentang cinta umat Islam terhadap NKRI.

Harus diakui, saat ini ada upaya sistematis meminggirkan dan menjauhkan politik Islam dari keindonesiaan. Inilah politik stigma, sebuah upaya politik yang jauh dari fakta. Namun politik adalah masalah narasi dan persepsi. Jika terus digelorakan bahwa politik Islam anti-NKRI, anti-Pancasila, dan antikebinekaan, narasi dan persepsi itu akan terbentuk dan tertanam kuat. Mosi Integral mementahkan semua tuduhan itu.

Saat ini yang paling berbahaya justru jika kita membiarkan korupsi dan kesenjangan ekonomi. Dua hal inilah yang bisa menimbulkan disintegrasi. Korupsi dan kesenjangan ekonomi lahir akibat rakus individual dan rakus korporasi/kapitalisme.
Kerakusan seperti itu ibarat manusia yang mengidap obesitas, nafsu makan tiada henti. Negara harus mengerem dan mengaturnya. Tanpa prakarsa negara maka eksistensi Indonesia berada dalam bahaya.

Negara kesatuan, negara Pancasila, dan negara yang bhineka merupakan keputusan final. Memang ada segelintir orang yang masih mencoba mengutak-atik soal itu tapi kekuatan mereka tak sebanding bahaya korupsi dan obesitas segelintir kaum kapitalis yang menguasai lebih dari separuh kekayaan Indonesia ini. Justru negara harus waspada pada masalah korupsi dan kesenjangan ekonomi ini. Mari kita renungkan Pembukaan UUD 1945. Mari kita bandingkan dengan pembukaan UUD RIS. Pada konstitusi negara federasi ini hanya ada 85 kata.

Kata merdeka empat kali disebut, yakni dalam kalimat yang hambar dan mengambang: "memperjuangkan kemerdekaan", "kami menyusun kemerdekaan kami", "dan kemerdekaan dalam masyarakat", dan "negara hukum Indonesia merdeka".
Bandingkan dengan Pembukaan UUD 1945. Di konstitusi ini ada 180 kata. Adapun kata merdeka ada lima kali disebut: "sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa", "perjuangan pergerakan kemerdekaan", "pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia", "yang merdeka", dan "maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya".

Kata merdeka dalam Pembukaan UUD 1945 dirangkai dalam kalimat bertenaga dan progresif. Apalagi ada kalimat tegas: "penjajahan di atas dunia harus dihapuskan". Penjajahan itu masih mengancam. Seperti di masa lalu, ada duri dalam daging yang hanya peduli pada kerakusan dirinya. Rakus harta dan rakus kuasa. 
Nashihin Masa (republika)

Rabu, 05 April 2017

Listrik Padam, Peserta UNBK di Boyolali ini Histeris

Jalannya ujian nasional berbasis komputer (UNBK) untuk SMK di hari kedua, Selasa (4/4/2017), sempat diwarnai kepanikan. Pasalnya, jaringan listrik PLN tiba-tiba padam hingga siang bahkan hampir sore hari. Dari 40 SMK yang melangsungkan UNBK, hanya SMK yang berada di wilayah Kecamatan Wonosegoro, Juwango, dan Kemusu yang tidak mengalami gangguan.
Informasi yang dihimpun Joglosemar, listrik PLN padam sekitar pukul 11.00 WIB, saat ribuan siswa SMK tengah mengerjakan soal. Matinya aliran listrik dikarenakan adanya gangguan di dua gardu induk yang menyebabkan hampir seluruh wilayah Boyolali mati lampu. Padamnya aliran listrik membuat para siswa panik lantaran komputer mereka mati.

Salah satunya yang terjadi di SMKN 1 Boyolali. Salah satu siswa, Iswanto, langsung kaget dan panik karena pada saat itu dirinya baru mengerjakan 15 soal. Menurutnya, rekan-reka satu ruangannya pun sama-sama histeris. “Semua langsung menjerit,” ujar Iswanto yang ikut jadwal ujian gelombang kedua.
Untung saja pihak sekolah sudah menyiapkan genset untuk antisipasi listrik padam. Meski demikian, konsentrasi para siswa terlanjur terganggu. Beruntung, ternyata jawaban soal yang sudah dikerjakan tersimpan sehingga siswa tak harus mengulangi kembali.
Siswa lainnya, Putri Nofitasari, juga mengaku sempat panik karena tidak menyangka komputer yang dihadapnya tiba-tiba mati. Dia takut waktu untuk mengerjakan soal habis lantaran terpotong lamanya listrik padam. “Kan butuh waktu untuk menyalakan komputernya dan harus login lagi,” kata dia.
Sementara itu listrik sempat menyala kembali sekitar pukul 12. 15 WIB. Namun listrik kembali padam sekitar pukul 14.15 WIB. Waka Sarpras dan SDM, SMKN 1 Boyolali, Brahmanto, mengatakan sejak awal pihaknya sudah mengantisipasi pemadaman listrik dengan menyiapkan genset. “Memang ada jeda untuk penggantian sumber daya, tetapi hanya sekitar 5-10 menit saja,” terang dia.
Terpisah, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Boyolali, Kasiswo, mengatakan hampir seluruh sekolah terganggu akibat padamnya listrik saat UNBK berlangsung itu. Menurutnya, kondisi tersebut tidak terlalu mengganggu lantaran hampir seluruh sekolah sudah menyiapkan genset.