Kamis, 21 Desember 2017

Sudirman Said: Pesantren Berpotensi Jadi Pelopor Ekonomi Masyarakat

Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said, menilai pondok pesantren (ponpes) berpotensi menjadi pelopor ekonomi masyarakat. Syaratnya, pesantren tidak hanya mengajarkan pengetahuan agama saja, namun juga mengembangkan perekonomian mandiri. Untuk itu, Sudirman mendorong pesantren-pesantren di Jawa Tengah mengembangkan pertanian terpadu. Yakni pertanian, perikanan, peternakan, industri makanan olahan dan lainnya.
"Sebaiknya santri diajari teori dan praktek pengembangan ekonomi selanjutnya diperkuat studi banding dan pendampingan," kata Sudirman Said, saat mengisi sarasehan Pertanian Terpadu Berbasis Pesantren di Ponpes Darussalam, Watucongol, Muntilan, Kabupaten Magelang, Minggu malam.


Menurut Sudirman, Pertanian Terpadu Berbasis Pesantren merupakan salah satu program pemberdayaan bagi santri ponpes agar bisa mandiri pangan. Jika strategi ini dilakukan, Sudirman optimis santri bisa menjadi pelopor perjuangan sosial agama di masyarakat dengan potensi masing-masing.

Sudirman menilai seorang santri dan alumni pesantren harus bisa mandiri secara materiil dan spiritual. "Santri tidak hanya dibekali pelajaran agama saja tetapi juga skill individu sampai mumpuni dengan pembimbing handal," kata dia. 
Ia menyatakan, prinsip utama tata kelola kebangsaan adalah negara akan makmur jika provinsi makmur dan sejahtera. Provinsi akan makmur jika kabupaten dan desa makmur serta sentosa. "Di situlah santri akan berfungsi sebagai pelopor kehidupan masyarakat," tambahnya.


Disebutkan, pengasuh pesantren merupakan pemimpin yang sebenarnya, karena mereka sepanjang massa memberikan bimbingan dan suri teladan serta langsung berhadapan dengan masyarakat tanpa periode waktu serta tidak terbatasi jarak dan ruang.
Sementara itu, Pimpinan Ponpes Darussalam Watucongol, KH Agus Nurul Hidayat Ahmad Abdul Haq mengungkapkan, sarasehan diikuti 100 pengasuh pondok pesantren se-Jawa Tengah anggota Komunitas Masyarakat Pondok Pesantren Indonesia (KMPI). Sarasehan ini digelar dalam rangka khataman santri dan peringatan maulid nabi.

Menurut Gus Nurul prosesi rangkaian khataman santri digelar mulai 26 November sampai 4 Desember 2017. Dimulai sarasehan bersama Mantan Menteri ESDM Sudirman Said, pengajian KH Ahmad Kharir pengasuh Ponpes Mojosongo Boyolali, sunatan massal 125 anak, pasar rakyat, pentas seni tradisi serta kirab budaya.

"Dengan berpegang teguh dan mengikuti jejak ulama maka kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara akan tercapai baldatun toyibatun warobun ghofur," kata dia. 

dari Suara Merdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar