Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said, menilai pondok pesantren (ponpes)
berpotensi menjadi pelopor ekonomi masyarakat. Syaratnya, pesantren
tidak hanya mengajarkan pengetahuan agama saja, namun juga mengembangkan
perekonomian mandiri. Untuk itu, Sudirman mendorong pesantren-pesantren
di Jawa Tengah mengembangkan pertanian terpadu. Yakni pertanian,
perikanan, peternakan, industri makanan olahan dan lainnya.
"Sebaiknya
santri diajari teori dan praktek pengembangan ekonomi selanjutnya
diperkuat studi banding dan pendampingan," kata Sudirman Said, saat
mengisi sarasehan Pertanian Terpadu Berbasis Pesantren di Ponpes
Darussalam, Watucongol, Muntilan, Kabupaten Magelang, Minggu malam.
Menurut
Sudirman, Pertanian Terpadu Berbasis Pesantren merupakan salah satu
program pemberdayaan bagi santri ponpes agar bisa mandiri pangan. Jika
strategi ini dilakukan, Sudirman optimis santri bisa menjadi pelopor
perjuangan sosial agama di masyarakat dengan potensi masing-masing.
Sudirman
menilai seorang santri dan alumni pesantren harus bisa mandiri secara
materiil dan spiritual. "Santri tidak hanya dibekali pelajaran agama
saja tetapi juga skill individu sampai mumpuni dengan pembimbing
handal," kata dia.
Ia menyatakan, prinsip utama tata kelola
kebangsaan adalah negara akan makmur jika provinsi makmur dan sejahtera.
Provinsi akan makmur jika kabupaten dan desa makmur serta sentosa. "Di
situlah santri akan berfungsi sebagai pelopor kehidupan masyarakat,"
tambahnya.
Disebutkan, pengasuh pesantren merupakan pemimpin yang
sebenarnya, karena mereka sepanjang massa memberikan bimbingan dan suri
teladan serta langsung berhadapan dengan masyarakat tanpa periode waktu
serta tidak terbatasi jarak dan ruang.
Sementara itu, Pimpinan
Ponpes Darussalam Watucongol, KH Agus Nurul Hidayat Ahmad Abdul Haq
mengungkapkan, sarasehan diikuti 100 pengasuh pondok pesantren se-Jawa
Tengah anggota Komunitas Masyarakat Pondok Pesantren Indonesia (KMPI).
Sarasehan ini digelar dalam rangka khataman santri dan peringatan maulid
nabi.
Menurut Gus Nurul prosesi rangkaian khataman santri digelar
mulai 26 November sampai 4 Desember 2017. Dimulai sarasehan bersama
Mantan Menteri ESDM Sudirman Said, pengajian KH Ahmad Kharir pengasuh
Ponpes Mojosongo Boyolali, sunatan massal 125 anak, pasar rakyat, pentas
seni tradisi serta kirab budaya.
"Dengan berpegang teguh dan
mengikuti jejak ulama maka kehidupan bermasyarakat berbangsa dan
bernegara akan tercapai baldatun toyibatun warobun ghofur," kata dia.
dari Suara Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar