Jumat, 24 Oktober 2014

TPP Boyolali Diajukan Naik 300 Persen


Bupati Boyolali Seno Samodro mengajukan kenaikan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) murni 2015 sebesar 300 persen lebih, dari semula sebesar Rp 6 miliar menjadi Rp 19 miliar. Meski ada kenaikan signifikan, bila dibandingkan dengan wilayah lain di Soloraya, TPP Boyolali masih berada di level buncit.


“TPP Solo naik 6 persen geger, padahal saya merancang kenaikan sebanyak 300 persen. Meski direncanakan ada kenaikan sebesar itu, tapi dari enam kabupaten dan satu kota di Soloraya, TPP Boyolali masih nomor dua dari bawah. Kalau itu terealisasi, TPP Boyolali hanya masih lebih tinggi dari Kabupaten Wonogiri,” terang Seno saat diwawancarai wartawan, Selasa (21/10).


Seno mengaku optimis pengajuan besaran TPP lewat rancangan APBD Murni 2015 yang masih akan dibahas DPRD tersebut akan disetujui. Alasannya, sudah lima tahun TPP Boyolali tak mengalami kenaikan. Kenaikan TPP tersebut diperkirakan juga tak akan membebani anggaran.


Dijelaskannya, kenaikan TPP tersebut didasarkan dari perkiraan penghitungan kenaikan Dana Alokasi Umum (DAU), dimana ia memperkirakan DAU Boyolali hanya akan mengalami kenaikan sebesar 2 sampai tiga persen saja. Tapi setelah didapat angka pasti, kenaikan angka DAU boyolali ternyata mendekati angka 4 persen. Seno menegaskan, efisiensi memang harus dilakukan, tapi tentu tanpa mengorbankan kesejahteraan pegawai.


“Masalah kekhawatiran kenaikan TPP berdampak membebani belanja pegawai ya pasti membani. Tapi kalau dengan tambahan tersebut ternyata masih berada di urutan rangking dua terbawah, lha kalau Solo koyo opo,” imbuhnya.

TPP Boyolali Diajukan Naik 300 Persen


Bupati Boyolali Seno Samodro mengajukan kenaikan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) murni 2015 sebesar 300 persen lebih, dari semula sebesar Rp 6 miliar menjadi Rp 19 miliar. Meski ada kenaikan signifikan, bila dibandingkan dengan wilayah lain di Soloraya, TPP Boyolali masih berada di level buncit.


“TPP Solo naik 6 persen geger, padahal saya merancang kenaikan sebanyak 300 persen. Meski direncanakan ada kenaikan sebesar itu, tapi dari enam kabupaten dan satu kota di Soloraya, TPP Boyolali masih nomor dua dari bawah. Kalau itu terealisasi, TPP Boyolali hanya masih lebih tinggi dari Kabupaten Wonogiri,” terang Seno saat diwawancarai wartawan, Selasa (21/10).



Seno mengaku optimis pengajuan besaran TPP lewat rancangan APBD Murni 2015 yang masih akan dibahas DPRD tersebut akan disetujui. Alasannya, sudah lima tahun TPP Boyolali tak mengalami kenaikan. Kenaikan TPP tersebut diperkirakan juga tak akan membebani anggaran.



Dijelaskannya, kenaikan TPP tersebut didasarkan dari perkiraan penghitungan kenaikan Dana Alokasi Umum (DAU), dimana ia memperkirakan DAU Boyolali hanya akan mengalami kenaikan sebesar 2 sampai tiga persen saja. Tapi setelah didapat angka pasti, kenaikan angka DAU boyolali ternyata mendekati angka 4 persen. Seno menegaskan, efisiensi memang harus dilakukan, tapi tentu tanpa mengorbankan kesejahteraan pegawai.



“Masalah kekhawatiran kenaikan TPP berdampak membebani belanja pegawai ya pasti membani. Tapi kalau dengan tambahan tersebut ternyata masih berada di urutan rangking dua terbawah, lha kalau Solo koyo opo,” imbuhnya.

UMK 2015 : Upah Rendah, Buruh Klaten Eksodus ke Boyolali

Ribuan pekerja di Kabupaten Klaten harap-harap cemas menunggu keputusan Bupati Klaten, Sunarna, ihwal usulan upah minimum kabupaten (UMK) 2015.
(JIBI/Solopos/Dok)
Sejumlah kalangan menilai usulan Bupati akan menjadi gambaran kondisi ketenagakerjaan di Klaten di masa depan.Pengantar kerja fungsional Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Ratri Wiryani, menilai Pemkab harus berani mendorong upah yang layak untuk keberlanjutan industri di Klaten.Menurut Ratri, industri di Kota Bersinar bakal sulit bersaing dengan wilayah lain di Soloraya jika mematok upah terlalu rendah. “Bakal ada eksodus buruh jika UMK Klaten terlalu jomplang dibanding kabupaten lain di Soloraya,” ujarnya saat ditemui  di kantor Dinsosnakertrans, beberapa waktu lalu.

Ratri mengatakan industri di Klaten mendapat ancaman serius dari industri di Boyolali jika UMK di kedua daerah tersebut terpaut signifikan.
Buruh Klaten, imbuh Ratri, dapat berpindah ke Boyolali lantaran secara geografis jarak dua wilayah itu cukup dekat. Sebagai informasi, Pemkab Boyolali baru saja mengusulkan UMK 2015 pada gubernur senilai Rp1.175.500 atau setara kebutuhan hidup layak (KHL).
Sedangkan usulan UMK di Klaten saat ini baru mengerucut pada dua angka yakni Rp1.169.976 (usulan Apindo) dan Rp1.215.976 (usulan SPSI).
Adapun KHL Klaten sebesar Rp1.169.976. “Sudah saatnya Klaten mampu memberi UMK lebih tinggi atau setidaknya sama dengan UMK Boyolali. Jika tidak industri di Klaten bakal stagnan,” tuturnya.
Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Klaten, Sukadi, tak menampik adanya potensi eksodus apabila UMK tahun depan tak sesuai harapan pekerja.
Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen mengawal usulan UMK di tingkat bupati hingga gubernur. Sukadi menegaskan angka Rp1.215.976 sudah final merujuk kebutuhan kerja dan potensi inflasi tahun depan.
“Kami ke Gubernuran (kantor Gubernur) untuk beraudiensi ihwal UMK Klaten,” ujarnya kepada Solopos.com, Sabtu (4/10/2014).
Kabid Ketenagakerjaan, Dinsosnakertrans, Giyanta, mengatakan usulan UMK saat ini masih dalam proses pengajuan oleh Bupati. Menurutnya, ada beberapa pertimbangan yang harus ditelaah matang dalam pengusulan UMK.
Pihaknya meyakini Bupati akan memberikan keputusan yang dapat diterima pekerja maupun pengusaha. Hal itu merujuk UMK Klaten dua tahun terakhir yang selalu di atas KHL.
“UMK 2014 bahkan meningkat hampir 18% dibanding tahun sebelumnya,” tandas dia.

KEBAKARAN MERBABU : Lereng Merbabu Terbakar, Api Mulai Mengarah ke Boyolali

Kebakaran hutan terjadi di lereng Gunung Merbabu. Informasi yang dihimpun Solopos.com, Senin (29/9/2014), kebakaran tersebut terjadi sejak Selasa (23/9/2014) lalu di dua titik, yakni di wilayah Resort Kalipasang, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, dan Resort Wekas, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang. 
Sebenarnya pada Sabtu (27/9/2014) lalu, api di kawasan tersebut secara keseluruhan sempat berhasil dipadamkan. Namun Minggu (28/9/2014) malam, kebakaran kembali terjadi dan mulai mengarah ke kaki gunung di wilayah Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali.

Ilustrasi kebakaran hutan  (JIBI/Solopos/Reuters)
Terjadinya kebakaran tersebut dibenarkan Kapolsek Ampel, AKP Marjoko, saat dihubungi melalui ponselnya, Senin. Dia menjelaskan telah menindaklanjuti informasi kebakaran di lereng Gunung Merbanu tersebut. Pihaknya sudah menerjunkan personel polsek setempat untuk memantau kondisi di lokasi.“Anggota sudah naik ke atas [lokasi kebakaran] untuk memantau,” ungkap Kapolsek, mewakili Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono.

Kapolsek menginformasikan dari pantauan sementara hingga Senin sore, kebakaran yang bermula dari titik di wilayah Kecamatan Getasan tersebut sudah mulai mengarah ke wilayah Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. “Sekitar 86 persen hampir memasuki batas wilayah Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali,” terang Kapolsek.
Namun hingga Senin sore, Kapolsek belum bisa memastikan berapa luasan kawasan hutan yang terbakar. Sementara itu polisi dan warga di dua dukuh, yakni Mongkrong dan Gemawang, Desa Jlarem, Kecamatan Ampel, berencana akan melakukan pemadaman bersama petugas Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGM), Selasa (30/9/2014).
“Rencananya, besok [Selasa] masyarakat di dua dukuh tersebut bersama petugas dari BTNGM akan melakukan upaya pemadaman,” kata Kapolsek Ampel.
Kebakaran itu juga dibenarkan Koordinator Polisi Hutan (Polhut) BTNGM, Wawan. “Informasinya kami terima Minggu malam,” ungkap Wawan.
Menindaklanjuti laporan kebakaran itu, Wawan mengatakan pihaknya langsung berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait untuk upaya pemadaman. Namun hingga saat dihubungi tersebut, Wawan mengatakan belum diketahui pasti titik lokasi kebakaran yang terjadi mulai Minggu malam itu. “Untuk lokasi-lokasinya, masih kami cek,” imbuhnya.

Rencana Bupati Seno Samodro Kirim Duta Seni dan Misi Kebudayaan ke luar Dikiritik

Rencana Bupati Boyolali, Seno Samodro, kembali mengirimkan tim Duta Seni dan Misi Kebudayaan ke luar negeri 2015 mendatang, mendapatkan kritik.
Kalangan DPRD setempat pun diminta mengevaluasi pelaksanaan program itu, serta lebih cermat saat ada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang mengajukan usulan anggaran untuk program serupa tahun depan.
Bupati Boyolali, Seno SamodroMenurut pegiat Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro), Alif Basuki, dengan dilaksanakannya program Duta Seni dan Misi Kebudayaan tersebut, Bupati telah melakukan pemborosan anggaran sehingga telah mengabaikan prinsip-prinsip dalam penganggaran daerah. Salah satunya, mengabaikan efisiensi dan untuk kepentingan publik yang lebih luas.
“Dengan kebijakan pemborosan ini, Bupati telah menghambur-hamburkan APBD yang seharusnya menjadi hak rakyat miskin, akan tetapi disalahgunakan untuk kepuasan kekuasaannya. Dan perilaku seperti ini tentunya mencederai rasa keadilan di masyarakat,” ungkap Alif ketika dihubungi Solopos.com, Rabu (8/10/2014).

Alif menilai Bupati tebang pilih dalam pengalokasian anggaran untuk kepentingan politiknya serta tidak menjadikan sikap bahwa Bupati dalam membuat kebijakan anggaran untuk kemaslahatan yang lebih luas. Dia mengingatkan, program itu selalu menjadi pro-kontra.
Munculnya anggaran senilai sekitar Rp1,3 miliar untuk program tersebut tahun ini, ungkapnya, beberapa waktu lalu bahkan sempat menjadi sorotan kalangan legislatif karena anggaran untuk kegiatan ke Amerika Serikat dan Kanada itu dianggap tidak pernah muncul saat pembahasan APBD 2014.
“Dulu memang sempat mencuat saat Pak Sarbini [anggota DPRD Boyolali periode 2009-2014 dari Partai Amanat Nasional (PAN)] mempertanyakan anggaran untuk kegiatan itu. Sebab pos anggaran untuk kegiatan duta seni dan misi kebudayaan ke AS dan Kanada, belakangan baru diketahui telah ditempatkan pada rekening 17 di Disdikpora [Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga], untuk program penyelenggaraan keragaman budaya,” ungkap dia.
Alif menilai banyak kejanggalan dalam proses penganggaran program itu. “DPRD sendiri saat itu tidak mengetahui pasti pos anggaran untuk program Duta Seni dan Misi Kebudayaan itu ada di mana,” imbuh dia,
Menurut dia, hal itu karena selain Pemkab yang tidak transparan, kalangan DPRD yang bertugas mengawal serta mengawasi penganggaran juga kurang cermat sampai akhirnya anggaran tersebut disetujui oleh Badan Anggaran (Banggar) dan Pemkab tetap bisa melaksanakan program tersebut.
“Semestinya jika DPRD yang membahas anggaran saat itu cermat, akan berhati-hati sebelum menyetujui usulan anggaran tersebut. Karena bisa jadi pengalokasian anggaran tidak sesuai aturan yang berlaku. Hal itu mengingat, di tahun sebelumnya, program tersebut dilaksanakan oleh Disbudpar [Dinas Kebudayaan dan Pariwisata], sementara tahun ini anggaran dan pelaksananya di Disdikpora. Nah mengapa bisa seperti itu? Apakah aturannya memperbolehkan?” tanya Alif.
Sehingga ke depan, pihaknya berharap kalangan DPRD, terutama bagi anggota baru DPRD, bisa lebih cermat saat pembahasan raperda APBD 2015, terutama jika ada usulan anggaran untuk program serupa tahun depan.
“Ya memang belum diketahui anggaran untuk program itu akan diusulkan di SPKD mana, tapi semestinya DPRD ke depan harus lebih cermat lagi, Pemkab juga harus hati-hati. Jangan sampai nantinya DPRD atau pejabat Pemkab tersangkut masalah hukum karena penganggaran yang menyalahi aturan,” tegasnya.
Anggaran Besar
Dihubungi terpisah, Wakil Ketua DPRD Boyolali, Tugiman, mengakui besarnya anggaran yang dialokasikan untuk pengiriman Duta Seni dan Misi Kebudayaan ke luar negeri yang sudah dilaksanakan dalam dua tahun ini. Dimintai pendapat tentang rencana dilanjutkannya program tersebut tahun berikutnya, menurut dia, ke depan DPRD akan melakukan evaluasi terlebih dulu terhadap program itu.

“Ya tentunya kalau nanti anggaran untuk program serupa diusulkan dalam APBD tahun depan, tentunya akan kami lakukan evaluasi dulu,” kata politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Dia menjelaskan alasan harus dilakukannya evaluasi tersebut karena setiap penggunaan dana dari APBD seharusnya bisa memberikan benefit yang nyata bagi masyarakat di Kota Susu.
“Jadi harus dipertimbangkan apakah dari pelaksanaan program itu dampaknya atau manfaatnya bisa diperoleh, khususnya untuk kemajuan Boyolali, ada atau tidak, menyentuh kepentingan masyarakat langsung atau tidak. Kalau tidak ya harusnya dihentikan saja,” tegas dia.
Ditemui terpisah, saat dimintai tanggapan tentang adanya pro-kontra terhadap diadakannya program Duta Seni dan Misi Kebudayaan, Bupati mempersilakan pendapat dari pihak mana pun.
“Ya terserah saja. Tapi nyatanya DPRD setuju, aturannya terpenuhi, selesai. Orang lain boleh setuju atau tidak setuju,” kata Bupati saat diwawancarai seputar program itu, belum lama ini.

Jumat, 03 Oktober 2014

8 Keutamaan Hari Arafah

Hari Arafah (9 Dzulhijjah) adalah hari yang amat mulia bagi umat Islam. Hari tersebut adalah hari mustajabnya do’a. Hari tersebut juga adalah hari diampuninya dosa dan pembebasan diri dari siksa neraka.

Di antara keutamaan hari Arafah disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah yang kami sarikan berikut ini:


Pertama: Hari Arafah adalah hari disempurnakannya agama dan nikmat.

Dalam shahihain (Bukhari-Muslim), ‘Umar bin Al Khottob radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa ada seorang Yahudi berkata kepada ‘Umar,

آيَةٌ فِى كِتَابِكُمْ تَقْرَءُونَهَا لَوْ عَلَيْنَا مَعْشَرَ الْيَهُودِ نَزَلَتْ لاَتَّخَذْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ عِيدًا . قَالَ أَىُّ آيَةٍ قَالَ ( الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا ) . قَالَ عُمَرُ قَدْ عَرَفْنَا ذَلِكَ الْيَوْمَ وَالْمَكَانَ الَّذِى نَزَلَتْ فِيهِ عَلَى النَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - وَهُوَ قَائِمٌ بِعَرَفَةَ يَوْمَ جُمُعَةٍ

“Ada ayat dalam kitab kalian yang kalian membacanya dan seandainya ayat tersebut turun di tengah-tengah orang Yahudi, tentu kami akan menjadikannya sebagai hari perayaan (hari ‘ied).” “Ayat apakah itu?” tanya ‘Umar. Ia berkata, “(Ayat yang artinya): Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” ‘Umar berkata, “Kami telah mengetahui hal itu yaitu hari dan tempat di mana ayat tersebut diturunkan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau berdiri di ‘Arofah pada hari Jum’at.” (HR. Bukhari no. 45 dan Muslim no. 3017). At Tirmidzi mengeluarkan dari Ibnu ‘Abbas semisal itu. Di dalamnya disebutkan bahwa ayat tersebut turun pada hari ‘Ied yaitu hari Jum’at dan hari ‘Arofah.

Kedua: Hari Arafah adalah hari ‘ied (perayaan) kaum muslimin.

Sebagaimana kata ‘Umar bin Al Khottob dan Ibnu ‘Abbas. Karena Ibnu ‘Abbas berkata, “Surat Al Maidah ayat 3 tadi turun pada dua hari ‘ied: hari Jum’at dan hari Arafah.” ‘Umar juga berkata, “Keduanya (hari Jum’at dan hari Arafah) -alhamdulillah- hari raya bagi kami.” Akan tetapi hari Arafah adalah hari ‘ied bagi orang yang sedang wukuf di Arafah saja. Sedangkan bagi yang tidak wukuf dianjurkan untuk berpuasa menurut jumhur (mayoritas) ulama.

Ketiga: Hari Arafah adalah asy syaf’u (penggenap) yang Allah bersumpah dengannya sedangkan hari Idul Adha (hari Nahr) disebut al watr (ganjil). Inilah yang disebutkan dalam ayat,

وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ

“dan (demi) yang genap dan yang ganjil” (QS. Al Fajr: 3). Demikian kata Ibnu Rajab Al Hambali. Namun Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir menukil pendapat sebaliknya. Yang dimaksud al watr adalah hari Arafah, sedangkan asy syaf’u adalah hari Nahr (Idul Adha). Demikian pendapat Ibnu ‘Abbas, ‘Ikrimah dan Adh Dhohak.

Keempat: Hari Arafah adalah hari yang paling utama. Demikian pendapat sebagian ulama. Ada pula yang berpendapat bahwa hari yang paling utama adalah hari Nahr (Idul Adha).

Kelima: Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata, “Hari ‘Arafah lebih utama dari 10.000 hari.”’Atho’ berkata, “Barangsiapa berpuasa pada hari ‘Arofah, maka ia mendapatkan pahala seperti berpuasa 2000 hari.”

Keenam: Hari Arafah menurut sekelompok ulama salaf disebut hari haji akbar. Yang berpendapat seperti ini adalah ‘Umar dan ulama lainnya. Sedangkan ulama lain menyelisihi hal itu, mereka mengatakan bahwa hari haji akbar adalah hari Nahr (Idul Adha).

Ketujuh: Puasa pada hari Arafah akan mengampuni dosa dua tahun. Dari Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu” (HR. Muslim no. 1162).

Kedelapan: Hari Arafah adalah hari pengampunan dosa dan pembebasan dari siksa neraka. Dari ‘Aisyah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ

“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim no. 1348).

Allah pun begitu bangga dengan orang yang wukuf di Arafah. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِى مَلاَئِكَتَهُ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ بِأَهْلِ عَرَفَةَ فَيَقُولُ انْظُرُوا إِلَى عِبَادِى أَتَوْنِى شُعْثاً غُبْراً

“Sesungguhnya Allah berbangga kepada para malaikat-Nya pada sore Arafah dengan orang-orang di Arafah, dan berkata: “Lihatlah keadaan hambaku, mereka mendatangiku dalam keadaan kusut dan berdebu” (HR. Ahmad 2: 224. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya tidaklah mengapa).

Wallahu waliyyut taufiq.

PO

Harga Sapi di Boyolali Naik Rp4 Juta Jadi Rp16 Juta

Harga sapi di wilayah Kabupaten Boyolali naik hingga Rp4 juta per ekor pada satu pekan menjelang Idul Adha ini. Rata-rata sapi lokal peranakan ongole (PO) yang biasanya Rp11 juta sampai Rp12 juta per ekor, kini naik hingga mencapai Rp15 juta sampai Rp16 juta per ekor.
Peternak sapi di Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Purnomo, 37, memberi makan sapi milikny, Sabtu (27/9/2014). Harga sapi rata-rata di Kota Susu saat ini naik mencapai Rp4 juata per ekor menjelang Idul Adha. (Irawan SA/JIBI/Solopos)Salah seorang peternak sapi di Desa Brajan, Kecamatan Mojosongo, Purnomo, 37, mengatakan harga sapi mulai merangkaknaik sekitar dua bulan lalu. Kenaikan harga tersebut hanya terjadi pada sapi jantan, sedangkan sapi betina tetap stabil.
“Harga sapi jantan yang biasanya untuk kurban saat Hari Raya Idul Adha, antara lain jenis sapi brenggolo, sapi meta, dan sapi brahma. Semua naik berkisar Rp11 juta menjadi Rp15 juta sekian,” kata Purnomo saat dijumpai Solopos.com di kandang sapinya, Sabtu (27/9/2014).

Purnomo mengatakan selain mendekati Lebaran, harga sapi hidup tersebut terus mengalami kenaikan naik lantaran dipengaruhi oleh harga pangan. Saat ini, harga pangan seperti ketela, gerami, rumput, serta bekatul naik hampir 100% dari harga sebelumnya.
“Musim kemarau stok makanan alami mnim. Harga pakan akhirnya mempengaruhi juga biaya perawtan yang berimbas pada harga jual sapi. Rata-rata pedagang menaikan harga sapi agar terhindar dari kerugian,” ujar Purnomo.
Purnomo menambahkan harga sapi jenis super juga mengalami kenaikan drastis. Menurut dia, harga minimal sapi jenis super seperti, limousin dan simental mencapai Rp18 juta sampai Rp20 juta per ekor. Tren harga sapi naik peternak memprediksi hingga hari H Lebaran.
“Harga tergantung juga pada kualitas dan ukuran sapi. Harga sapi jawa kulit putih di Boyolali bisa tinggi. Namun, sapi jawa dengan kulih hitam biasanya [harganya] stabil. Kondisi itu lain cerita di Solo. Ya, jenis memang juga menjadi faktor yang membedakan harga sapi teersebut,” imbuh dia.
Meski harga naik, lanjut Purnomo, sapi yang dijual tetap diminati pembeli. Bahkan, 40 ekor sapi yang dia miliki saat ini sudah laku terjual dengan sistem booking kepada pemesan dari berbagai daerah di luar Boyolali, termasuk Semarang.
“Sebenarnya saya pribadi tidak begitu mencari untung. Kalau ada pembeli yang menawar dengan kemampuan mereka juga tetap saya layani. Lagi pula sapi yang dibeli saat ini tujuannya kan memang untuk sedekah saat Lebaran. Jadi harga sapi yang tinggi memang karena menyesuaikan dengan ongkos perawatan dan juga trasportrasi apabila sapi dikirim,” jelas Purnomo.
Sementara itu, dijumpai Solopos.com secara terpisah belum lama ini di kantornya, Kepala Dinas Peternakan dan perikanan (Dinakkan) Boyolali, Bambang Jiyanto, mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali bakal terus mengawasi harga jual sapi di wilayah Kota Susu.
Pemkab menghimbau agar peternak menjual harga wajar. Artinya, jangan sampai ada masyarakat yang mengeluh sulit membeli hewan kurban untuk persiapan Hari Raya.
“Harga sapi naik sebenarnya wajar saat Idul Adha. Namun jangan terus dijadikan alasan oleh peternak atau pedagang untuk meraup untuk banyak. Kami akan pantau terus kondisi lapangan [pasar],” jelas Bambang.