Minggu, 27 November 2016

Meriah, Tradisi Sebaran Apem Kukus Keong Mas Pengging, Boyolali

Tradisi Saparan sebaran apem kukus keong mas di kawasan wisata Pengging, Kecamatan Banyudono, Jumat (25/11) berlangsung meriah. Total sebanyak 25.500 apem kukus keong mas disebar dalam ritual tahunan tersebut. Ritual diawali dengan kirab gunungan apem dari Kantor Kecamatan Banyudono menuju lokasi sebaran apem di depan Masjid Ciptomulyo. Ribuan pengunjung memadati pinggir sejak lokasi start ke arah selatan hingga finis di depan Masjid Ciptomulyo.
Sebagian hanya ingin melihat jalannya kirab. Namun sebagian besar lainnya ingin berebut apem. Turut pula dalam barisan kirab, kelompok marching band dan kelompok sadar wisata. Hadir pula abdi dalem dan prajurit Karaton Surakarta yang mengawal gunungan apem. Hadir dalam kegiatan ritual tersebut, Wakil Bupati Boyolali, M Said Hidayat serta jajaran Muspida Boyolali lainnya, Muspika Banyudono, serta tokoh-tokoh masyarakat setempat. Dalam sambutannya, Wabup berharap ritual bisa meningkatkan kemajuan wisata Pengging dan sekitarnya.

Berebut
‘’Tradisi ini perlu terus dilestarikan untuk mendorong kemajuan wisata Pengging,’’ katanya.
Setelah melalui sejumlah prosesi ritual, gunungan apem keong mas tersebut langsung dinaikkan ke panggung tinggi. Sontak, ribuan pengunjung yang sudah menunggu cukup lama langsung bersorak meminta apem segera dibagikan. Begitu apem mulai disebar, pengunjung yang sudah menyemut di bawah panggung pun berebutan mendapatkan apem. Bahkan ada pula yang menggunakan payung yang dibalik untuk menangkap apem. Sumini (59), warga Desa Bangak, Banyudono mengaku ikut berebut apem. Meski hanya mendapat empat buah apem, dia merasa cukup beruntung. Camat Banyudono, Rita Puspitasari menjelaskan, seluruh apem merupakan sumbangan dari masyarakat sekitar.
Dia berharap tradisi sebaran apem semakin mendongkrak kegiatan wisata di Pengging serta meningkatkan kesejahteraan warga. Kegiatan ritual apem kukus keong mas tersebut hingga saat ini masih dinanti-nanti masyarakat untuk mencari berkah. Ritual bermula dari jaman R Ng Yosodipuro, saat pemerintahan Pakubuwono II. Yosodipuro merupakan seorang pujangga sekaligus ulama yang menyebarkan agama Islam di wilayah Pengging. SM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar