Selasa, 18 Februari 2014

DPRD DKI Desak KPK Usut Pengadaan Busway

JAKARTA (Pos Kota) – DPRD DKI mendesak KPK mengusut indikasi korupsi dalam pengadaan ratusan armada busway dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB). Utamanya terkait pajak impor yang telah dibebaskan terhadap penyediaan angkutan tersebut.
Ketua Komisi B DPRD DKI, Selamat Nurdin, mengatakan indikasi pengemplangan pajak impor (bea masuk) ini muncul karena telah diajukan pembebasan biaya tersebut ke Kementerian Keuangan.
“Kabarnya permintaan tersebut disetujui. Artinya harga Rp3,7 miliar perunit apakah sudah termasuk biaya pajak impor atau belum inilah yang harus ditelisik. Jangan sampai ada penyelewengan pajak dalam proyek ini,” tandas Selamat, Selasa (18/2).
Hal ini, kata politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini harus dilakukan mengingat dana yang dikucurkan untuk pembelian bus yang berjumlah sekitar 702 unit Transjakarta tersebut menghabiskan dana kurang lebih Rp3 triliun.
TIDAK LAYAK
Sementara itu untuk mengantisipasi kasus karatan, pengadaan Bus Transjakarta sebanyak 170 unit diawasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Hingga saat ini dari jumlah tersebut baru sekitar 50 persen yang telah sempurna dan siap pakai. Sementara sisanya masih ada yang harus diperbaiki di beberapa komponennya.
indikasiko
Direktur Pusat Teknologi Industri dan Aistem Transportasi BBPT, Prawoto mengatakan, pengadaan bus Transjakarta dan bus sedang terdiri dari 14 paket. Enam paket di antaranya di bawah pengawasan BBPT atau sekitar 170 unit.

Dikatakan Prawoto, untuk diperbolehkan jalan harus melewati dua tahapan, yakni uji fungsi dan uji tipe. Jika keduanya telah lolos baru dinyatakan sempurna dan diperbolehkan untuk beroperasi
TRANSJAKARTA TERBAKAR
Sementara itu di tengah sorotan, pelayanan busway ternyata masih jauh dari harapan warga. Selasa (18/2) bus Transjakarta koridor I (Blok M-Kota) terbakar di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat tepatnya di depan SPBU Gajah Mada arah Harmoni.
Menanggapi kejadian ini, Perum Damri selaku operator Bus Transjakarta koridor tersebut, menegaskan bus itu berasap dan bukan terbakar. Direktur Damri Divisi Transjakarta, Joni Hendri menjelaskan, terjadi kerusakan di turbo. “Tidak ada yang terbakar, yang terjadi adalah turbo mesinnya macet, kemudian ada oli yang keluar karena turbo macet, oli yang menetes terkena panas mesin, ya jadi berasap,” ujar Joni. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar